Meneladanisifat-sifat mulia para Nabi dan Rasul, seperti bersikap adil, jujur, kesabaran, keteguhan, dan semangatnya dalam berdakwah menegakkan anutan-aliran Allah Swt. Umat-umat terdahulu mengalami kehancuran dan mendapat azab dari Allah sebab mereka ingkar, sombong, dan menyukutukan Allah.
. Jakarta Sifat-sifat Allah SWT wajib diketahui oleh umat Muslim. Dengan mengimani dan percaya dengan sifar-sifat Allah SWT sebagai cerminan seorang hamba yang beriman. Sifat-sifat Allah SWT sejatinya ada tak terbatas, namun yang perlu diketahui oleh umat Islam ada 20 sifat-sifat wajib Allah. Tentu selama ini kita telah mengetahui dan mengimani Asmaul Husna sebagai nama-nama baik Allah, namun sifat-sifat Allah ini juga penting untuk diketahui dan diteladani bagi seluruh umat Muslim. Secara umum, sifat-sifat Allah dikelompokkan menjadi tiga yakni sifat-sifat wajib, sifat-sifat mustahil Allah, dan sifat-sifat jaiz atau mumkin. Jika ditotal, keseluruhan sifat-sifat Allah adalah 41 sifat-sifat Allah. Berikut ini ulas mengenai sifat-sifat Allah dan maknanya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat 20/1/2023.Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa Allah tidak makan, tidak minum. Inilah menurut Quraish Shihab yang pertama diteladani oleh seorang muslim dalam Sifat-Sifat AllahIlustrasi mesjid dengan tulisan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Foto Abdullah Oguk/ umum, para ulama berpendapat bahwa sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang yang tidak terhingga bagi Allah. Setiap muslim wajib untuk mempercayai bahwa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Sifat-sifat Allah dibagi menjadi tiga bagian, yakni sifat-sifat wajib, sifat-sifat mustahil, dan sifat-sifat jaiz. Sifat-sifat wajib Allah merupakan sifat yang harus ada pada Dzat Allah swt. sebagai kesempurnaan bagi-Nya. Sifat-sifat wajib Allah tidak dapat diserupakan dengan sifat-sifat makhluk-Nya maka sifat Allah wajib diyakini dengan akal wajib aqli dan berdasarkan Al Qur‟an dan hadits Nabi saw. Sedangkan, sifat yang mustahil bagi Allah sifat- sifat yang tidak mungkin ada dan pasti tidak dimiliki oleh Allah dan merupakan lawan kepada sifat wajib. Sementara itu, sifat-sifat jaiz adalah sifat yang boleh ada atau tidak ada pada Allah Al-qur'an sumber PixabaySeperti yang telah dijelaskan di atas, sifat-sifat Allah sendiri dibagi menjadi 3 bagian yakni sifat-sifat wajib, sifat-sifat mustahil, dan sifat-sifat jaiz atau mumkin. Berikut ini rincian dari sifat-sifat wajib Allah SWT, yakni 1. Wujud artinya Ada 2. Qidam artinya Terdahulu 3. Baqa artinya Kekal 4. Mukhalafatuhu lilhawadits artinya Berbeda dengan makhluk Nya 5. Qiyamuhu binafsih artinya Berdiri sendiri 6. Wahdaniyat artinya Esa atau satu 7. Qudrat artinya Kuasa 8. Iradat artinya Berkehendak atau berkemauan 9. Ilmun artinya Mengetahui 10. Hayat artinya Hidup 11. Sama' artinya Mendengar 12. Basar artinya Melihat 13. Kalam artinya Berbicara 14. Qaadiran artinya Berkuasa 15. Muriidan artinya Berkehendak menentukan 16. 'Aliman artinya Mengetahui 17. Hayyan artinya Hidup 18. Sami'an artinya Mendengar 19. Bashiiran artinya Melihat 20. Mutakalliman artinya Berbicara Selain sifat-sifat wajib Allah, berikut ini juga ada sifat-sifat mustahil yang dimiliki oleh Allah adalah 1. Adam artinya Tiada 2. Huduts artinya Baru 3. Fana artinya Berubah-ubah atau akan binasa 4. Mumatsalatuhu lilhawadits artinya Sama dengan makhlukNya 5. Qiamuhu bighairih artinya Berdiri Nya dengan yang lain 6. Ta'addud artinya Lebih dari satu atau berbilang 7. Ajzun artinya Lemah 8. Karahah artinya Tidak berkemauan atau terpaksa 9. Jahlun artinya Bodoh 10. Al-Maut artinya Mati 11. Shummum artinya Tuli 12. Al-Umyu artinya Buta 13. Al-Bukmu artinya Bisu 14. Ajizan artinya Lemah 15. Mukrahan artinya Tidak menentukan atau terpaksa 16. Jahilan artinya Yang bodoh 17. Mayitan artinya Keadaan Nya yang mati 18. Ashamma artinya Tuli 19. A'maa artinya Keadaan Nya yang buta 20. Abkam artinya Bisu Sementara itu, untuk sifat-sifat jaiz atau mumkin Allah SWT adalah sebagai berikut ini 1. Fi'lu kulli mumkinin au tarkuhu yang artinya Allah mungkin mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya. Dalil-Dalil tentang Sifat-Sifat AllahIlustrasi Al-Qur’an sumber pixabayAdapun dalil tentang sifat-sifat Allah dalam surat Al Quran adalah sebagai berikut 1. Sifat-sifat Allah terkandung dalam surat Al-Qur’an pada Surah Al-Baqarah ayat 163 "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia" - Al-Baqarah 163 2. Sifat-sifat Allah terkandung dalam surat Al-Qur’an pada Surah Al Baqarah ayat 20 "Sesungguhnya Allah itu Amat Berkuasa atas segala sesuatu" - Al-Baqarah 20 3. Sifat-sifat Allah terkandung dalam surat Al-Qur’an pada Surah Al Baqarah ayat 29 "Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu" - QS. Al-Baqarah 29 4. Sifat-sifat Allah terkandung dalam surat Al-Qur’an pada Surah Yasin ayat 82 "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya "Jadilah!" maka terjadilah ia"- QS. Yasin 82 5. Sifat-sifat Allah terkandung dalam surat Al-Qur’an pada Surah Asy Syura ayat 11 "... Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat" - QS. Asy-Syura 11 6. Sifat-sifat Allah terkandung dalam surat Al-Qur’an pada Surah Al Baqarah ayat 255 "Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Hidup, yang berdiri sendiri... " - QS. Al-Baqarah 255 7. Sifat-sifat Allah terkandung dalam surat Al-Qur’an pada Surah Al Hadid ayat 3 "Dialah Yang Awal tidak berpemulaan dan Yang Akhir tidak berkesudahan... " - QS. Al-Hadid 3* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
By Jumat, 05 Maret 2022 pukul 1038 am Terakhir diperbaharui Senin, 30 Agustus 2022 pukul 833 am Tautan Sifat Kebesaran Sang pencipta Disebutkan Secara Terperinci ini merupakan bagian dari pidato agama dan amatan Selam ilmiah nan disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, dalam pembahasan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Adapun Nama-Tera Tuhan dan Sifat-SifatNya. Kajian ini disampaikan pada Jum’at, 21 Rajab 1442 H / 5 Maret 2022 M. Kajian sebelumnya Sifat Tsubutiyah dan Sifat Salbiyah Kajian Adapun Rasam Kemuliaan Allah Disebutkan Secara Terperinci Rasam ketinggian Allah bila disebutkan satu persatu secara terperinci, itu semakin maujud dan tertumbuk pandangan kesempurnaan dan kemuliaan tersebut. Kita tidak mengatakan bertambah, karena izzah dan kesempurnaan Allah tidak bertambah. Keagungan dan kesempurnaan Allah merupakan sifat nan Dzatiyah bagi Almalik. Halikuljabbar Maha Mulia. Akan tetapi bila kita mengetahui satu resan ditambah kembali rasam kedua, ketiga, maka semakin nyata/terpandang dalam ilmu dan pengetahuan kita kesempurnaan dan kemuliaan Allah Tabaraka wa Ta’ala. Kalaupun kita tidak mencerna hal itu, Almalik taat mulia. Artinya pengetahuan/alamiah kita tentang kemuliaan Almalik tidak akan menambah kemuliaan Allah, tidak akan meninggi kebiasaan kebesaran Allah. Karena Halikuljabbar Dzat Yang Maha Mulia. Ketinggian tersebut bukan muncul disebabkan hambaNya memuji Sang pencipta, tak disebabkan hambaNya memaklumi kemuliaan itu. Karena kemuliaan itu merupakan sifat yang sayang menyertai dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka sifat-resan nan ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sekiranya kita cermati Al-Qur’anul Karim, kita akan mendapatkan sifat yang ditetapkan secara terperinci. Dan kita telah jelaskan sebelumnya bahwa setiap etiket Allah mengandung sifat, menunjukkan kepada sifat Allah Tabaraka wa Ta’ala. Karena Asmaul husna keunggulan yang terindah/terbaik. Karena namatersebut mengandung makna yang agung, mulia, teladan. Dan makna tersebut ialah sifat Allah Tabaraka wa Ta’ala. Maka tatkala Tuhan menyebutkan وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ “Halikuljabbar memiliki Asmaul husna,” berharga setiap nama mengandung sifat, sampai-sampai sewaktu-waktu makin dari satu sifat. Maka prinsip/prinsipnya adalah penetapan adat itu secara terperinci. Adapun rasam-adat nan ditiadakan/dinafikan oleh Allah yang dikenal dengan rasam salbiyah/manfiyah di kerumahtanggaan Al-Qur’an jumlahnya abnormal dan disebutkan secara mondial/tidak dirinci maka dari itu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini tentunya farik dengan konsep ahlul kalam dengan berbagai ragam sekte dan pemikiran mereka n domestik mematok sifat. Mereka menyelisihi 180°. Kalau metodologi Al-Qur’an adalah menetapkan secara terperinci sifat-aturan kemuliaan, ahlul zakar sebaliknya. Ahlul penis memperinci sifat yang dinafikan dan mengistilahkan secara global sifat yang ditetapkan, malar-malar mereka mengingkari hal itu dengan alasan bahwa jikalau ditetapkan rasam-sifat tersebut bermanfaat konsekuensinya adalah menyerupai manusia/menjerumuskan ke dalam penyerupaan, kata mereka. Sehingga mereka menganggap harus mensucikan Allah terbit tasybih dan tamsil dengan cara tidak menetapkan sifat tersebut atau ditakwil diselewengkan maknanya. Bila ditakwil tak dipahami secara tekstual/dzahir, maka secara otomatis berarti pengingkaran terhadap aturan-kebiasaan yang ditetapkan oleh Allah. Contohnya اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ izzah Allah di atas seluruh makhluknya di atas Arsy, ini diingkari oleh ahlul kalam dengan cara mentakwil. Mereka bertutur bahwa istawa bukan janjang, tapi istaula berkuasa. Tatkala ditakwil dengan makna berkuasa, secara otomatis sifat istiwa yang bermakna tahapan itu diingkari. Maka itu karena itu kita perhatikan Al-Qur’anul Dermawan terdapat estimasi. Sang pencipta Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan tanda-jenama Sang pencipta yang mengandung sifat-kebiasaan kesempurnaanNya secara terperinci dalam jumlah yang banyak. Contohnya pada arsip Al-Hasyr ayat 22-24, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan secara bersamaan 16 nama. Tentunya 16 etiket tersebut mengandung 16 sifat terlebih lebih. Karena terkadang 1 logo mengandung kian berasal 1 sifat. هُوَ اللَّـهُ الَّذِي لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ۖ هُوَ الرَّحْمَـٰنُ الرَّحِيمُ ﴿٢٢﴾ هُوَ اللَّـهُ الَّذِي لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ ۚ سُبْحَانَ اللَّـهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ ﴿٢٣﴾ هُوَ اللَّـهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ ۖ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ ۚ يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿٢٤﴾ Bagaimana penjelasan lengkapnya? Ayo download dan simak mp3 amatan yang penuh arti ini. Download MP3 Kajian Podcast Play in new window Download Subscribe RSS Untuk mp3 amatan yang tidak silahkan kunjungi Mari turut membagikan link download analisis tentang “Rasam Kemuliaan Allah Disebutkan Secara Terperinci” yang munjung manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas kemujaraban Dia. Jazakumullahu Khairan. Dapatkan pengumuman terbit Radio Rodja 756 AM, melalui Telegram Dapatkan amanat dari Rodja TV, melangkahi Facebook
- Meskipun manusia adalah makhluk yang tidak sempurna dan penuh kesalahan, namun Islam mengategorikan manusia sebagai makhluk paling mulia di muka bumi, serta lebih tinggi derajatnya dibandingkan makhluk-makhluk Allah SWT lainnya. Kemuliaan derajat manusia ini karena ia dibekali keistimewaan ilmu pengetahuan, kepandaian bahasa al-bayan, rasio akal, serta tamyiz, kemampuan membedakan hal baik dan buruk, sebagaimana dinyatakan Muh. Dawang dalam Kemuliaan Manusia dalam Al-Quran 2011. Makhluk-makhluk lainnya, seperti binatang tidak memiliki kemampuan kompleks di atas, bahkan malaikat pun dianggap lebih rendah posisinya dibandingkan manusia. Sebab, malaikat tidak bersifat tamyiz. Malaikat hanya patuh pada Allah SWT dan tidak memiliki pilihan untuk melakukan maksiat. Pilihan dan kesadaran terhadap yang benar hak dan yang salah batil inilah yang merupakan keistimewaan terbesar pada diri manusia. Namun, jika manusia tidak bisa memanfaatkan keistimewaan ini, maka derajatnya akan direndahkan serendah-rendahnya, bahkan lebih dari binatang. Sementara itu, jika ia berhasil mengendalikan hawa nafsu dan kesadarannya, maka manusia akan memperoleh ganjaran derajat paling tinggi di sisi Allah SWT. Berikut ini beberapa bukti kemuliaan manusia yang diajarkan Islam beserta dalilnya dalam Al-Quran. 1. Manusia dikaruniai pengetahuanSebagaimana dijabarkan dalam surah Al-Baqarah ayat 30, Allah menyampaikan gagasannya kepada para malaikat bahwasanya ia akan menciptakan manusia. Lantas, para malaikat bertanya kepada Allah SWT, untuk apa ia menciptakan manusia yang akan berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah. Allah kemudian menyatakan bahwa manusia dikaruniai pengetahuan. Dengan demikian, mereka tidak selamanya akan berbuat kerusakan dan pertumpahan darah, melainkan punya pilihan untuk melakukan kebaikan memakmurkan bumi atau menghancurkannya. Pengetahuan yang dikaruniakan Allah SWT ini dijelaskan dalam ayat berikutnya, terutama ketika Allah mengajarkan ilmu pengetahuan kepada Adam AS. Hal ini merupakan kemuliaan pertama yang membuat manusia lebih unggul dari malaikat. "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama [benda-benda] seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman 'Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!'," QS. Al-Baqarah [2] 31. 2. Manusia dikaruniai akal dan pilihan untuk mempertimbangkan perkara baik dan burukSebagaimana disebutkan di atas, malaikat tidak memiliki pilihan sebagaimana manusia. Demikian juga binatang hanya dikendalikan oleh insting sehingga tidak bisa memperhitungkan yang hak dan batil. Sementara, manusia dikaruniai akal untuk mempertimbangkan baik dan buruk atas suatu tindakan atau peristiwa di muka bumi ini. Hal ini tergambar dalam firman Allah SWT “Barang siapa menghendaki [untuk menjadi orang beriman] maka berimanlah, dan barang siapa menghendaki [untuk menjadi orang kafir] maka kafirlah,” QS. Al-Kahfi [18] 29. 3. Manusia memiliki fisik yang sangat baikAllah menciptakan manusia dengan fisik dan anggota tubuh terbaik sesuai fungsi dan kegunaannya. Dengan fisik yang sempurna, manusia dapat melakukan banyak hal yang tak bisa dicapai makhluk-makhluk lain di muka bumi ini. Allah SWT berfirman "Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk [fisik] yang sebaik-baiknya," QS. At-Tin [95] 4. 4. Manusia adalah khalifah di muka bumiBerdasarkan kemuliaan manusia yang disebutkan di atas, Allah mengangkat derajat manusia di muka bumi ini sebagai khalifah, sebagai pemimpin yang bertugas untuk memakmurkan semesta. Hal ini tergambar dalam firman Allah SWT “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi,” QS. Al-Baqarah [2] 30. 5. Takwa sebagai indikator kemuliaanMeskipun manusia adalah makhluk yang mulia di muka bumi ini, namun yang derajat tertinggi di sisi Allah SWT adalah orang yang paling bertakwa di antara manusia itu sendiri. "Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal,” QS. Al Hujurat [49] 13. - Pendidikan Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Yulaika Ramadhani
sifat kemuliaan allah harus diteladani oleh manusia dengan cara